Dimana Negeriku Yang Dulu

Taugitu.com, - Hari demi hari, dunia seakan semakin menampakkan egonya. Karena ego itu dibentuk dan dikembangkan oleh para penghuninya. Rasa sosial yang berkurang, rasa menghargai yang mulai hilang, tolong- menolong yang hanya sedikit diamalkan oleh sebagian manusia. Inilah realitanya sekarang, sangat jauh berbeda dengan masa dahulu, dimana kebersamaan antar sesama itu begitu kental di masyarakat. Jarang kita jumpai lagi suasana gotong-royong didesa. Justru sebaliknya, tawuran antar warga desa yang sering terjadi, terkadang hanya masalah sepele, dari mulai tersinggung karena urusan joget, atau suara knalpot motor yang dianggap menggangu. Gotong royong lebih banyak dilakukan oleh para pekerja, tentunya dengan imbalan, program padat karya yang programkan pemerintah bagi masyarakat desa justru menggerus kepedulian dan menumbuhkan jiwa materialistik. Kenapa begitu ? Ya tadinya masyarakat mau bergotong royong, membangun disana sini, tanpa pamrih, apalagi dengan dibiayai pemerintah, masyarakat makin semangat. Tapi sekarang pemerintah membayar masyarakat yang bergotong royong dengan dibungkus program padat karya, ya baik sih maksudnya, namun disadari atau tidak program itu menumbuhkan jiwa masyarakat menjadi materialistik, gag mau gorong royong kalo gag dibayar, apalagi program ini rentan dengan korupsi.

Belum lagi moral anak bangsa yang makin hari makin gag karuan, susah menggambarkan begitu cepatnya negeri ini rusak. Dunia seakan terbalik, anak SD mulai berani dengan gurunya, bukan cuma memaki guru, bahkan berani menghajar guru sampai babak belur. Orang yang diteladani justru menjerumuskan para pengikutnya, sebut saja di Aa Gatot yang katanya guru spiritual, ternyata cuma kedok semata untuk mengambil keuntungan dan melampiaskan nafsu iblisnya. Emboh apa yang salah dengan negeri ini, yang saya tahu, dahulu negeriku tak seperti ini, negeriku adem-ayem.. Mungkin benar meme presiden pak Harto "Piye, iseh enak jamanku tho ?

Desa Yang Permai
Foto : internet



Sebagai orang kecil, saya merindukkan suasana negeri ini seperti dulu, jauh dari carut marut urusan duniawi. Banyak orang bilang dulu kita cuma ditipu pemerintah, karena negara ini banyak hutang ke negara lain, lha sekarang apa gag jauh beda ? Apa lebih baik ?

Memang, secara ekonomi saya sendiri melihat kesejahteraan masyarakat mulai membaik, namun tetap saja, kesejahteraan dan kemakmuran yang didapatkan masyarakat sekarang musti dibayar mahal, budaya toleransi dan saling menghargai yang dulu dipegang erat, sekarang mulai berkurang, rasa individual mulai terlihat disetiap warga. Urusanmu ya urusanmu, bukan urusanku.. Ada pembantu disiksa majikannya selama 5 tahun, tetangganya pada gag tau. Padahal kabar perang di timur tengah, harga hape di cina, atau kabar moto GP nggak ketinggalan dan selalu update.

Ada yang salah di masyarakat kita. Apa itu ? Banyak banget.. Budaya, toleransi, sosial.. Semua bergeser. Tidak akan ada lagi cerita indah yang bisa kita ceritakan kepada anak cucu kita. Manusia mulai asyik dengan dunianya sendiri, terlalu banyak pakar dan ahli berbagai bidang di negeri ini, mereka cuma memberi pandangan dan saran, tapi tidak mampu menjadi teladan, mungkin negeri ini akan kembali indah ketika kita mampu kembali lagi ke fitrah, karena hakekatnya, manusia adalah mahluk sosial, gag bisa bertahan kalo gag hidup berombongan, karena semua tidak mungkin dilakukan sendirian. Yakin dan Fokus kedepan itu baik, tapi jangan lupa untuk sesekali melihat sekeliling, agar kita selalu ingat dimana kita berada dan darimana kita berasal.
Dimana Negeriku Yang Dulu Dimana Negeriku Yang Dulu Reviewed by Admin on October 31, 2016 Rating: 5

No comments:

Terima kasih telah membaca hingga akhir.
Dan silahkan meninggalkan coretan pada kolom komentar !!
Mohon maaf jika terlambat membalas komentar.

Powered by Blogger.